Padang – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Barat mengadakan Seminar hasil “studi Perempuan dan Batubara Kota Sawah Lunto”, di Suasso Restaurant (27/2/2019). Seminar ini bertujuan untuk menyempurnakan dan laporan akhir studi “Perempuan dan Batubara Kota Sawah Lunto”.

Pemaparan hasil penelitian ini disampaikan oleh Uslaini selaku tim peneliti. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap secara baik dan terukur terkait keterlibatan perempuan dalam aktivitas pertambangan batubara di Kota Sawahlunto, melihat hal yang melatarbelakangi perempuan turun ke area tambang yang panas, keras dengan bayaran yang tidak seberapa serta bagaimana ketergantungan perempuan terhadap tambang batubara dan bagaimana jika perempuan itu tanpa tambang batubara, mungkinkah?.
Frist San Hendra Rivai sebagai pembahas pertama menyampaikan, “Kota Sawahlunto sebagai kota tua, kota yang berbudaya yang digembar-gemborkan oleh pemerintah namun dibalik itu ada realita yang tidak terungkap, WALHI mencoba mengangkat permasalah ini tentang apa yang terjadi selama dua abad ini di kota Sawahlunto. Ketika saya membaca hasil penelitian ini saya sangat tertarik karena tidak terungkap kemedia tentang kecelakaannya secara detail, dengan hasil penelitian ini banyak hal-hal yang kita ketahui, satu hal yang menjadi pertanyaan bagi kita, apa yang membuat perempuan terlibat dalam pertambangan batubara ini?”. Ujar Direktur Qbar tersebut.
Ia juga mengomentari mengenai perempuan dan tanah ulayat, “perempuan dan tanah ulayat memiliki hubungan yang sangat erat, artinya ketika perusahaan masuk dan menghilangkan tanah ulayat, tanah anak keponakan dan masyarakat disana muncullah konflik antar masyarakat dengan perusahaan, ini penting untuk diuraikan”.

Sementara itu Yefri Heriyani sebagai pembahas kedua, mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh WALHI Sumbar, karena belum ada penelitian khusus tentang perempuan dan pertambangan. Dia menekankan  perlunya pengorganisasian sebagai tindak lanjutnya karena barang kali dari awal perhatian terhadap isu ini terlewat dari kerja-kerja pengorganisasian masyarakat khususnya perempuan. Pengorganisasian ini tentu diharapkan menjadi proses dalam pengembalian kedaulatan perempuan terhadap sumbar daya yang mereka miliki, tambahnya.